Jodoh , rezeki dan mati menjadi bagian dari misteri yang tidak akan dibuka untuk manusia. Seperti yang baru saja terjadi bagi teman saya, Heru Santoso, yang sudah dipanggil Allah pada 1 Agustus 2015 diusia yang ke 27 tahun.
Orang sekitar , mungkin tidak mengenal siapa Heru Santoso, tapi kalau Kembong, saya yakin langsung nyambung.
Saya kebetulan mengenang kembung sudah agak lama, cerita ini bermula ketika, dulu saya membuka usaha conter pulsa di desa Ponjong.
Salah satu orang yang kemudian mencoba membantu mengembangkan usaha counter pulsa tersebut adalah Heru dengan membuka cabang dengan nama Tresno Cell.
Pada waktu itu, semua modal dari saya, karena Heru kesulitan modal. Usaha tersebut dikerjakan bersama dan dengan sistem bagi hasil.
Saya pada waktu itu sangat bersemangat dan mensuport membantu karena ada anak muda yang mau berwirausaha .
Dan sampai disuatu waktu, dengan kegigihannya akhirnya Heru memiliki modal sendiri dan seluruh modal yang saya keluarkan dikembalikan.
Saya pada waktu itu senang karena bagi saya keberhasilan usaha itu bukan hanya sekedar kita bisa menaikkan pendapatan, tetapi,ketika anak didik kita bisa mandiri dengan usahanya itu sebuah kebanggaan , berarti kita sukses untuk mengkader menjadi pengusaha.
Dan ternyata, selain usaha conter pulsa juga dikembangkan usaha jual bensin , tambal ban dan service motor .
Service motor tersebut sebenarnya berawal dari kesengannya untuk otak-atik kendaraan bermotor.
Untuk melengkapi usaha tersebut, disediakan sparepart kendaraan bermotor mulai dari baut, ban, oli, kampas rem dan lain-lain.
Karena sudah berkembang, Heru mengajak saudaranya, Harun untuk membantu usahanya, dan Tresno Motor tersebut praksis digawangi oleh 2H (Heru-Harun).
Dari pembicaraan yang saya lakukan dengan Heru , Modal pengembangan usaha tersebut diperoleh dari pinjaman pihak Bank.
Dan pengembangan usaha terakhir adalah selesainya pembangunan Ruko dengan cat biru dan diberi nama Tresno Cell.
Tapi Tuhan berkehendak lain, disaat usaha sudah berkembang ,Tuhan memanggil Heru mendahului kita,
Diserambi Masjid Al Huda, sebelum menunaikan sholat Shubuh saya dibisiki bahwa Heru mendahului kita, Karena penyakit Jantung yang diderita , kambuh saat perjalanan mengantar mamaknya ke Cikarang untuk menjenguk cucunya.
Tidak hanya saya yang kaget, tapi banyak orang yang terkejut , kehilangan bahkan tidak percaya. Karena dimata banyak orangnya empengan.
Mbung Pulsa xl 10 ewu, mbung motorku mogok, jupuen, mbung aku kebanan..Itulah permintaan-permintaan dari saya atau beberapa teman yang sering disampikan.
Tapi aku yakin Tuhan berkehendak lain, dan takdir Allah itu sudah digariskan dan manusia tinggal mengambil hikmah dari ini semua.
Saya masih punya janji untuk membeli sepeda gunung, karena sebelum meninggal saya selalu diajak untuk gowes bareng, dan segera membeli sepeda gunung. Baru aku iyakan, tetapi belum saya realisasikan….
Terakhir, saya berdoa semoga engkau Tenang disisinya dan dilapangkan kuburnya, diampuni segala kesalahnnya.
Spesial Lagu ST 12 …Saat Terakhir…
Tak pernah terpikir olehku
Tak sedikitpun ku bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan kusendiriBegitu sulit kubayangkan
Begitu sakit ku rasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiriDibawah batu nisan kini
Kau tlah sandarkan
Kasih sayang kamu begitu dalam
sungguh ku tak sanggup
Ini terjadi karna ku sangat cinta*Inilah saat terakhirku melihat kamu
Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan
Selamat jalan kasih#Satu jam saja kutelah bisa cintai kamu;kamu;kamu di hatiku
Namun bagiku melupaknmu butuh waktuku seumur hidup
Satu jam saja kutelah bisa sayangi kamu… di hatiku
Namun bagiku melupakanmu butuh waktuku seumur hidup
di nanti ku……