Kunjungan Ke Agrikultural Research And Extension Services # Perjalanan Ke korea Selatan Bagian X

Kunjungan ke Agriculture ResearchRabu (7/12) dibawah suhu yang empat derajat, masih ada satu tempat yang menjadi salah satu tujuan dari Korea Selatan.

Dengan naik bus yang disediakan oleh panitia, kami berkendara kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam, akhirnya sampa di  Agrikultural Research And Extension Services di Provinsi Gyeosangbuk-Do.

Tempat tersebut , semacam tempat untuk penelitian pertanian dan pusat untuk pengembangan alat-alat pertanian. Di Korea Selatan, dari 9 Provinsi, semua memiliki tempat penelitian.

Provinsi Gyeosangbuk-Do dengan penduduk 2,6 juta jiwa merupakan wilayah penghasil buah-buahan (Apel, Melon, Red Papper) terbesar di Korea Selatan.

Menurut Presiden dari Agrikultural Research And Extension Services, Park So Deuk, kantor riset pertanian ini sudah berdiri sejak tahun 1908 dan banyak memiliki mitra kerjasama dengan berbagai negara dan institusi lainnya.

Salah satu yang di kerjasamakan adalah, kerjasama dengan Saemaul Global Foundation, dengan mengembangkan budidaya pertanian padi di negera Senegal Afrika.

Proyek yang di kelola di Senegal, termasuk proyek yang berhasil, dan mendapatkan penghargaan dari presiden negara tersebut. Proyek tersebut, berupa budidaya padi. Semenjak di bantu dan bina, hasil dari panen padi di Senegal, naik secara signifikan, dari panen padi 2,5 Ton/ hektar menjadi 6.5 Ton/ Hektar.


Pusat PembibitanDiinstitusi tersebut, kita diperkenalkan juga tentang konsep pengelolaan hasil pertanian berdasarkan keungulan wilayah. Jadi setiap wilayah  di 23 Kota di Provinsi Gyeosangbuk-Do memiliki komoditas andalan masing-masing.

Kebun TerongSetelah itu kita diajak keliling kantor, dengan melihat pusat pembibitan tanaman pertanian, pengembangan alat-alat modern pertanian dan tempat penyiaran televisi khusus pertanian.

Alsintan


Cacatan, yang saya tangkap ketika, berkunjung ke tempat pembibitan, karena secara suhu dan tanah, tidak cocok dengan tanaman yang ditanam, maka banyak rekayasa yang dilakukan oleh pusat pembibitan dengan memainkan suhu, tempat dan obat-obatan, sehingga konsep ini akan sangat sulit diterapkan oleh petani dengan modal kecil.

Karena investasi alatnya, membutuhkan dana yang tidak sedikit,

Tinggalkan Balasan