Selasa (6/12) seharian ini kita belajar tentang beras. Salah satu yang menjadi bahan makanan bagi masyarakat korea selatan adalah beras, dari beras semisal diolah akan menjadi nasi, sebagai makanan pokok selain daging, sayur, ikan dan telor.
Sesi awal diisi perkembangan usaha pertanian, khusunya terkait dengan budidaya tanaman padi oleh Prof Kyung-Kyook Park, Dosen Bio -Industri Mechanic di Universitas Nasional KyungPook.
Selama dua jam,kita berdiskusi dan dijelaskan tentang perkembangan pertanian dari tahun ke tahun di negara Korea Selatan.
Awal tahun 1970, pertanian khususnya budidaya tanaman padi masih sangat konvensional dengan pengerjaan semua masih manusia, dan melibatkan banyak tenaga kerja.
Kemudian setelah tahun 1980, pertanian budidaya tanaman padi, mulai dengan konsep pertanian modern dengan menggunakan berbagai alat pertanian modern, semisal traktor, tracer.
Persis apa yang dilakukan petani budidaya padi diera sekarang di negara Indonesia. Jadi kalau boleh jujur negara kita, terkait dengan industrialisasi , ketinggalan teknologi kurang lebih 30 tahun dengan negara Korea Selatan.
Diera sekarang , pertanian di Korea Selatan sudah industri dan semua menggunakan alat pertanian yang sudah sangat modern, mulai dari helicopter, drone dan mesin perontok padi yang langsung berasnya bisa di packing.
Setelah diskusi,acara dilanjutkan mengunjungi Ke Post Harvest Technology Of Rice in Korea. Kalau dibahasakan di kita semacam lumbung padi sekaligus selepan gabah.
Jadi, hampir disetiap desa di Korea membuat semacam korporasi atau kelompok yang dibuat untuk menampung hasil pertanian semisal Beras.
Hasil dari budidaya pertanian padi, oleh petani dijual ke kelompok tersebut,dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Dengan catatan, hanya petani yang menjadi anggota yang bisa menjual ke kelompok tersebut.
Oleh korporasi tersebut, padi yang di beli dari masyarakat, di keringkan, sampai kandungan airnya hanya 14 persen. Setelah itu, di simpan di gudang dengan karung ukuran 750 Kg.
Satu desa, dalam satu tahun, rata-rata, dengan petani berjumlah kurang lebih 3000 orang akan menghasilkan padi kering 6000 ton.
Kemudian oleh korporasi tersebut, padi di giling menjadi beras,sebagian di jual kepada masyarakat, untuk petani dan sebagain di ekspor ke Malaysia.