Hampir setahun, rutinitas yang saya lakukan setiap weekend adalah bersepeda. Selain untuk menjaga kebugaran badan, hal tersebut untuk menambah perkawanan.
Walaupun saat-saat awal kita harus berani mengalah untuk menggeser acara yang lain, rutinitas butuh ketegasan dalam melaksanakannya.
Bersepeda ternyata ada banyak hikmah yang kita dapatkan. Filosofinya seperti orang hidup. Kadang kita akan banyak menemukan bebagai macam jalan yang kita lewati. Jalan berlobang, halus, kadang menanjak, datar dan turun.
Setiap kondisi jalan yang kita hadapi tentunya semua butuh penyesuain. Kalau jalan berlubang kita tetap ngebut dan terjang dengan sembarangan , alamak kita bisa nyungsep dijalan.
Ketika jalan menanjak, kita perlu menyesuaikan operan gigi sepeda,misal diperbesar gigi belakang diperkecil gigi depannya. Jalannya pelan tetapi ringan dibeban.
Yang paling berkesan adalah, setelah kita bisa menaklukkan tanjakan dan kita selfie, dipuncak tanjakan…mantabbb.Bersusah-susah dulu, bersenang-senang kemudian…
Jalan menurun, bisa jadi ujian , bisa jadi kenikmatan, ketika kondisi jalan menurun, sepeda yang kita kendarai tidak perlu dikayuh akan berjalan sendiri, hemat tenaga dong..Eh tapi jangan terlena lho, kalau remnya gak dicek, kurang pakem, alamak bisa jadi berbahaya.
Dari hal-hal tersebut, banyak pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya. Menyesuaikan keadaan, Pengendalian Diri,kekuatan bertahan dan Selalu mawas diri merupakan prinsip-prinsip yang kita pegang dalam kehidupan.
wah bagus ini
Kapan sepedaan lagi mas Pariyadi?